BEI Ungkap Perusahaan Masih Lihat ESG Sebagai Beban

PLTP Pertamina Geothermal Energy (PGE). Ist

Perdagangan bursa karbon telah berlangsung setahun sejak diresmikan pada 26 September 2023 lalu. Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan, pelaku usaha dan pebisnis dalam hal ini perusahaan, masih memandang bursa karbon yang masuk ke dalam tata kelola lingkungan, sosial, perusahaan (ESG) menjadi beban.

“Faktor ESG dari perspektif yang agak berbeda dengan para pemerhati lingkungan, misalnya. Para pelaku bisnis masih melihat ESG ini dari perspektif compliance dan biaya,” ujarnya dalam acara webinar nasional ISEI secara virtual, Senin (30/9).

Padahal, kata Jeffrey, perusahaan perlu melihat hal ini sebagai bagian integral dari strategi bisnis. Karena, pemerintah, konsumen, serta investor telah memperhatikan faktor ESG sebagai salah satu aspek penting yang perlu diterapkan oleh perusahaan.

“Dengan perkembangan yang ada di global, ada tiga pihak yang memberikan pressure yang cukup besar, yaitu pihak pemerintah, kemudian pihak customer, dan pihak investor, yang memberikan pressure yang cukup besar terhadap faktor lingkungan dan keberlanjutan,” sebutnya.

Jeffrey memcontohkan, aspek ESG yang diterapkan oleh perusahaan teknologi Apple mendapat sambutan positif dari para investornya.

“Kalau saya mengambil contoh Apple, Apple itu beberapa tahun yang lalu mendeklar target net zero mereka, tahun 2025, dan sejak itu harga sahamnya terus naik. Artinya ini menunjukkan apresiasi dari para investor terhadap perusahaan-perusahaan yang memberikan perhatian kepada lingkungan dan keberlanjutan,” jelasnya.

Bahkan, Jeffrey melanjutkan, dalam berbagai diskusi dengan investor global, saat ini faktor ESG menjadi faktor yang sangat penting, bahkan kadang-kadang melebihi faktor kinerja finansial. Ada triliunan dolar dana global yang hanya akan diinvestasikan di instrument-instrument yang memperhatikan faktor ESG.

“Belum lagi, customer yang sudah semakin aware terhadap ESG, dan tentunya pemerintah,” ucapnya.

Ia menambahkan, pemerintah Eropa juga sakan segera menerapkan carbon border adjustment mechanism. Artinya produk-produk dari luar Eropa yang akan masuk ke Eropa harus bisa menunjukkan berapa emisi atau jejak karbon yang dihasilkan dari produk tersebut.

“Oleh karena itu, menjadi sangat penting saat ini bagi para pelaku usaha untuk memperhatikan faktor ESG dalam kegiatan bisnisnya,” pungkasnya.

https://huat138.jp.net/
https://jagohuat.shop/
https://terushuat.site/
https://epal-shop.com/
https://heylink.me/KAS138__/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*