Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan melemahnya aktivitas perekonomian secara global.
Kedua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan pertumbuhan ekonomi global terindikasi mengalami divergensi di antara negara-negara utama dunia.
“Perekonomian AS menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari ekspektasi seiring solidnya data tenaga kerja. Di Eropa aktivitas perekonomian membaik dari penjualan retail dengan manufaktur masih relatif tertekan,” terang Mahendra dalam Konferensi Pers RKDB, Jumat (1/11/2024).
Sementara itu ekonomi terbesar kedua dunia memperlihatkan hal yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi China kuartal III-2024 masih menunjukkan pelambatan dari sisi demand supply dengan pemerintah dan bank sentral mencoba mendorong perekonomian dengan mengeluarkan berbagai stimulus.
“Risiko geopolitik yang meningkat jadi tantangan prospek ekonomi dan instabilitas timur tengah sebabkan harga komoditas safe haven seperti emas ningkat tajam itu menyebabkan premi risiko meningkat dan kenaikan yield dorong aliran modal keluar dari emerging termasuk Indonesia. Kinerja perekonomian umum terjaga stabil di Indonesia, inflasi inti terjaga serta neraca perdagangan tetap mencatatkan surplus pada Juli 2024,” jelas Mahendra.