Sri Mulyani Buka-bukaan! Alasan Dolar Dipatok Rp16.100

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan alasan pemerintah menetapkan asumsi nilai tukar sebesar Rp 16.100/US$ dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Sri Mulyani mengatakan pemerintah menganggap dunia masih penuh ketidakpastian dan hal tersebut terlihat dari perubahan nilai tukar yang terjadi dalam 6 bulan belakangan ini.

“Berbagai kejadian dalam 6 bulan terakhir memberikan kita pembelajaran yang luar biasa,” kata dia dalam Rapat Paripurna tentang tanggapan pemerintah terhadap pemandangan umum fraksi-fraksi atas RUU APBN 2025, Selasa, (27/8/2024).

Sri Mulyani mengatakan pada 3 bulan yang lalu, Rupiah dan mata uang di seluruh dunia masih mengalami depresiasi yang sangat berat terhadap Dollar Amerika Serikat. Namun, dalam dua minggu ini Rupiah mengalami apresiasi yang cukup kuat.

Menurut dia, perubahan yang terjadi dalam waktu relatif singkat itu menunjukkan adanya faktor global yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, termasuk Rupiah.

“Ini menggambarkan ada faktor global yang mempengaruhi terutama dari sisi negara maju yang memiliki dampak ke seluruh dunia,” kata dia.

Meski demikian, Sri Mulyani berkata, penguatan yang terjadi pada Rupiah bukan hanya disebabkan oleh faktor global. Dia mengatakan penguatan itu juga terjadi karena ekonomi Indonesia yang kuat. Terutama pada outlook neraca pembayaran. Oleh karena itu, kata dia, current account deficit menjadi penting untuk dijaga. “Ini bergantung pada produktivitas dan competitiveness perekonomian kita,” kata dia.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah terbuka apabila DPR ingin membahas lebih lanjut mengenai penetapan asumsi makro nilai tukar tersebut. Menurut dia, situasi dunia saat ini masih amat dinamis.

“Terutama pada situasi yang masih sangat dinamis baik dari sisi global maupun dalam negeri,” kata dia.

Sebelumnya, penetapan nilai tukar Rupiah pada level Rp 16.100/US$ mendapatkan sorotan dari Fraksi PDI Perjuangan di DPR. Juru bicara Fraksi PDI Perjuangan Adisatrya Suryo Sulisto mengatakan nilai tukar yang dipatok pemerintah terlalu tinggi. Padahal, belakangan ini nilai tukar Rupiah tengah menguat di angka Rp 15.700.

Adi mengatakan penetapan asumsi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat itu tak sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat nilai tukar. Selain itu, kata dia, asumsi itu juga tidak sejalan dengan proyeksi pelonggaran suku bunga The Fed pada 2025.

Oleh karena itu, PDI Perjuangan meminta asumsi Rupiah pada RAPBN 2025 tetap mengacu pada hasil kesepakatan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF), yakni dalam rentang Rp 15.300 sampai Rp 15.900.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*